Jumat, 25 November 2011

Membangun Komunikasi Produktif

       Saya potong dulu cerita saya mengenai "Sebuah Memori (Yang Melemahkan Kelemahanku)", berbagai kejadian yang terjadi selama beberapa minggu ini membuat saya kalut gak karuan, orang-orang mulai banyak bicara dan banyak maunya. Konsentrasi terganggu dan orang-orang hanya bisa memberi perintah dan perintah, berbicara tanpa makna. Beberapa hari terakhir saya gunakan untuk berfikir, sebenarnya kenapa hal tersebut bisa terjadi? Bagaimana seharusnya saya menyikapi mereka? Mungkin semua perlakuan itu membuat saya ingin menilis ini. Tapi sebelumnya saya ingin menyampaikan permohonan maaf kepada rekan dan kerabat pembaca, tak ada maksud menyindir atau menyinggu perasaan anda. Ini hanya salah satu pendapat saya mengenai dunia. Semoga anda dapat mengambil pelajaran dari ini.
      Menurut saya orang-orang terlalu banyak bicara, tapi apakah berbicara itu salah? Saya rasa tidak. Justru tujuan mereka berbicara itulah yang tidak jelas sehingga tak salah kalau saya berpikir, "untuk apa kau bicara jika itu tak berguna?". Orang-orang sangat cerewet, banyak bicara, banyak maunya. Dan saya dapatkan pemikiran ini, ternyata "omong kosong" itu sering keluar karena tidak adanya tujuan produktif dari komunikasi atau dalam bahasa saya tidak terbangunnya "KOMUNIKASI yang PRODUKTIF. Untuk mempermudah pemahaman pembaca, saya mengutip makna Komunikasi dan Produktif sebagai acuan pengertian Komunikasi Produktif.

ko·mu·ni·ka·si n 1 pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yg dimaksud dapat dipahami; hubungan; kontak; 2 perhubungan; -- dua arah komunikasi yg komunikan dan komunikatornya dl satu saat bergantian memberikan informasi; -- formal komunikasi yg memperhitungkan tingkat ketepatan, keringkasan, dan kecepatan komunikasi; -- massa Kom penyebaran informasi yg dilakukan oleh suatu kelompok sosial tertentu kpd pendengar atau khalayak yg heterogen serta tersebar di mana-mana; -- sosial komunikasi antarkelompok sosial dl masyarakat;          
ber·ko·mu·ni·ka·si v mengadakan komunikasi; berhubungan; me·ngo·mu·ni·ka·si·kan v mengirim lewat saluran komunikasi; menyebarkan melalui saluran komunikasi: seorang manajer wajib ~ peraturan perusahaan kpd seluruh 
 ----------------------------------------- dan  -----------------------------------------
pro·duk·tif a 1 bersifat atau mampu menghasilkan (dl jumlah besar): perkebunan itu sangat --; 2mendatangkan (memberi hasil, manfaat, dsb); menguntungkan: tabungan masyarakat dapat dipinjamkan kembali untuk keperluan --; 3 Ling mampu menghasilkan terus dan dipakai secara teratur untuk membentuk unsur-unsur baru: prefiks meng- merupakan prefiks yg --; 
ke·pro·duk·tif·an n keadaan produktif; produktivitas

       Dari makna di atas mungkin anda sudah mendapatkan gambaran mengenai komunikasi dan produktif. Jadi menurut pengertian saya, Komunikasi Produktif adalah suatu kegiatan pengiriman makna (pesan) dari seorang individu ke individu yang lain di mana kegiatan tersebut dapat menghasilkan manfaat bagi kedua belah pihak. Nah, sekarang sudah dapat toh pengertian Komunikasi Produktif. Inilah yang menjadi permasalah orang Indonesia sekarang mereka masih awam terhadap budaya komunikasi produktif yang mengakibatkan mereka lebih banyak "berpendapat untuk MENGEMUKAKAN masalah" daripada "berpendapat untuk MEMECAHKAN masalah".
       Lalu bagaimana cara kita membangun komunikasi produktif? Setelah terlalu lama berpikir dan sering menjadi korban dari komunikasi yang tidak produktif, saya dapat menyimpulkan beberapa hal:
  1. Komunikasi Produktif tidak selalu identik dengan keseriusan. Terkadang kita sering menyepelekan perkataan orang lain karena kita telah nge-frame orang tersebut bakal mengucapkan pendapat yang berhubungan dengan paradigma kita. Misalnya begini, ketika kita tahu bahwa si A sangat menyukai hal-hal yang berbau agama, maka kita pasti berpikir, "Pasti disuruh Istighfar lagi". Atau kita hanya mau mendengarkan pendapat yang sesuai dengan keinginan kita. Komunikasi Produktif tidak terikat oleh keseriusan, buktinya presenter kayak presenter acara TV, omongnya sih banyak tapi dia dapat membuat komunikasinya dimengerti agar pemirsa dapat memahami acara yang dibawakannya, dianya dapat honor, pemirsa dapat informasi.
  2. Komunikasi Produktif menghabiskan waktu untuk berpikir, bukan berpikir untuk menghabiskan waktu. Masih banyak kan di antara kita yang memanfaatkan komunikasi hanya sebatas penghilang rasa bosan, tanpa terasa waktu kita habiskan untuk pembicaraan yang tidak melatih otak kita untuk berpikir. Hasilkan suatu ide dari Komunikasi, manfaatkan ide itu dan tuangkan dalam sebuah karya. Ini yang membuat saya menulis ini, saya berdialog dengan kawan saya tentang orang-orang yang banyak omong, saya dapatkan ide Komunikasi Produktif dan saya tulis di sini.
  3. Tanamkan budaya berkomunikasi untuk memecahkan masalah, bukan berkomunikasi untuk mengemukakan masalah. Hal yang paling fatal bagi komunikasi orang Indonesia adalah mereka cenderung berkomunikasi untuk membuka topik masalah (bahasa gaulnya ngerumpi, ngerasani, gosip atau apalah). Sebagai individu yang berintelektual, tidak seharusnya kita melakukan hal seperti itu, selain merugikan diri sendiri dengan membuka peluang dosa, gosip juga dapat mempengaruhi pola pikir yang hanya mencari masalah tanpa menyelesaikannya.
       Yah, mungkin itu saja yang bisa saya kasih untuk pembaca. Sekali lagi, tak ada unsur menyindir atau menyakiti perasaan orang lain. Ini hanya hasil pemikiran subjektif . Semisal ada kesalahan dalam penyampaian, alangkah baiknya kita komunikasikan secara produktif. Sebuah komunikasi untuk perbaikan.

16 komentar:

  1. wah menarik ren, memang komunikasi itu harus menguntungkan semuanya..
    gag hanya satu orang aja yang ngomong..

    BalasHapus
  2. mari kita bangun sebuah komunitas yang produktif sobat..

    terima kasih atas infonya sobat...

    BalasHapus
  3. @socafahreza's blog: sip, menurutku lagi, komunikasi produktif tuh gak mandang siapa yang berbicara tetapi keobjektifan konten pembicaraannya yang menjurus pada produksi baik ide maupun karya.

    @Asis Sugianto : sip, tunjukkan intelektual blogger melalui konten blog yang produktif

    BalasHapus
  4. hehe bener banget sob, banyak orang berbicara untuk mengemukakan masalah, bukan memecahkan masalah., i like your word, i agree with you.. :)

    sekarang aku bisa belajar, menjadi orang yang produktif dalam berkomunikasi.. :)

    gambarmu keren mas bro..

    BalasHapus
  5. Bener sobat, dengan konten yang produktif pada suatu blog makan akan tercipta suatu komunitas yang produktif pula...

    BalasHapus
  6. Ane suka ama anak muda yg begini,lanjutkan bro..

    BalasHapus
  7. muda, berbakat, dan kreatif, maka akan tercipta komunitas yg produktif,, :) itu menurutku,, hohooho

    BalasHapus
  8. Saya sangat sependapat dengan poin pertama itu mas.
    Karena bukan hanya hal2 yang serius saja yang harus identik dengan komunikasi produktif..

    Hal2 lucu, spele, obrolan santai pun kadang bisa menjadi saranan untuk komunikasi produktif..

    Terimakasih mas..

    BalasHapus
  9. @herry susanto : karena ada sebuah pesan penting dalam setiap komunikasi, permasalahannya adalah bagaimana seseorang menjadikan setiap konten pembicaraan tidak kehilangan makna pentingnya,
    thank's a lot, coba2 mainan inkscape, mungkin lain kali mau bikin tutorialnya,

    @Asis Sugianto: dan suatu komunitas produktif tidak hanya mencetak sebuah karya, tapi lebih dari itu yaitu MESIN-MESIN PEMBUAT KARYA, :D
    makasih mas,

    @skyp221 : Ane juga suka ama anak tua yg begini,hehehehe
    makasih mas..

    @Rama88 : bisa diterima juga, tapi juga dibutuhkan komunikasi produktif bagi anak2 muda sehingga mereka bisa dengan mudah memprodukkan ide, :)

    @Kopiah Putih : namun porsi makna juga berpengaruh mas, hehehehe

    BalasHapus
  10. semangat membangun komunitas produktif.Hidup.

    BalasHapus
  11. berkunjung sob..salam blogger
    sukses selalu yah..
    salam

    BalasHapus
  12. Semuanya juga pasti berpengaruh kok!

    Scope obrolan berbeda, jadi scope makna juga psti berbeda.. Yang penting kan komunikasi produktifnya ngena mas.

    BalasHapus
  13. @Bisnis Online Blog : oyi, ciptakan budaya komunikasi produktif :)

    @Workshop Bisnis Online : oke, makasih buat kunjungannya

    @Kopiah Putih : bisa diterima :D

    BalasHapus
  14. Alhamdulillah..
    KP datang berkunjung mas.

    BalasHapus
  15. Masih belum ada yang baru ya mas?

    BalasHapus

Deskripsi dunia si penulis yang terjebak dalam kesempitan berpikir, maka temukan "aku" dan patahkan ketidaklogisan ide dalam setiap tulisan si penulis. Berpikir etis. Berbuat etis. Bertanggung jawab secara etis.