Minggu, 14 Agustus 2011

Yang Saya Tidak Tahu Namanya

Assalamualaikum
Bismillahirrohmanirrohiim
                Kepadamu kukirimkan salam terindah, yang harumnya melebihi bunga kasturi, sejuknya melebihi embun pagi. Salam hangat sehangat mentari waktu dhuha, sesuci air telaga kautsar yang jika diteguk akan menghilangkan dahaga selamanya. Salam penghormatan, kasih dan cinta yang tak pernah pudar dan berubah dalam segala musim dan peristiwa. :)
                Wahai orang yang lembut hatinya, entah dari mana aku mulai dan menyusun kata-kata tuk mengungkapkan segala sendu senda dan perasaan yang ada dalam dada. Sejak aku kehilangan rasa aman dan kasing sayang, serta merasa sendiri tak memiliki siapa-siapa kecuali Allah di dalam dada, kaulah yang datang memberikan memberikan simpati dan kasih sayangmu.
                Aku tahu kau telah menitikkan air mata untukku ketika orang-orang tidak melakukannya. Ketika mereka nyaris kehilangan kepekaan mereka dan masa bodoh karena rasa bosan dan jengkel dengan apa yang menimpaku, kau tetap peduli. Aku tak memintamu tuk mengakuinya karena orang ikhlas tak akan mengingat kebajikannya. Aku hanya ingin mengungkapkan apa yang saat ini kudera dalam relung jiwa.
                Sebenarnya aku merasa tak pantas tuk menuliskan ini, tapi rasa hormat dan cintaku padamu yang tiap detik semakin membesar di dalam dada terus memaksa, dan aku tak mampu menahan. Dan akan kutegaskan lagi bahwa sebenarnya aku tak pantas mencintaimu, tapi apa yang bisa dibua oleh makhluk dhaif sepertiku? Sudah lama aku mengecap pahit, kelam oleh penderitaan.
                Tak ada siapapun kecuali Allah di hatiku tapi kau datang dengan cahaya. Aku ingin menjadi yang halal bagimu, yang kan kau kecup keningnya, kau hapus air matanya. :)
Apakah aku salah menulis ini? Salahkah segala yang saat ini menderu di dalam dada dan jiwa? Belum pernah aku mencintai seseorang sekuat cintaku padamu. Sungguh, aku tak ingin mengganggumu dengan kenistaan kata-kataku dalam kalimat-kalimat panjang ini. Jika ada yang bernuansa dosa, semoga Allah mengampuninya. *.*
 Kalimat panjang di atas sempat ditujukan kepada saya dan saya tujukan kepada orang yang saya pilih untuk memilikinya, tapi sampai kapan konsistensi perasaan itu akan bertahan, hanya Sang Penguasa Hati yang mengetahui jawabannya. Yang jelas, doa saya akan selalu tercurah untuk pemilik kalimat panjang ini. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Deskripsi dunia si penulis yang terjebak dalam kesempitan berpikir, maka temukan "aku" dan patahkan ketidaklogisan ide dalam setiap tulisan si penulis. Berpikir etis. Berbuat etis. Bertanggung jawab secara etis.